SAP Imunisasi, pre planning proposal dan materi imunisasi

9:13 PM

PRE PLANNING

PENYULUHAN IMUNISASI


I.    Pendahuluan
Imunisasi merupakan usaha untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit infeksi pada bayi, anak-anak maupun pada orang dewasa.
Terdapat macam-macam imunisasi yang diberikan kepada anak-anak dari umur 1 hari- 12 bulan. Macam-macam imunisasi tersebut adalah BCG, DPT, DT, TT, polio, hepatitis dan campak.
Kegunaan dari masing-masing imunisasi berbeda-beda, antara lain; untuk iminisasi BCG berguna untuk kekebalan terhadap penyakit TBC, imunisasi DPT berguna untuk kekebalan terhadap penyakit diteri, pertusis dan tetanus, imunisasi berguna untuk kekebalan terhadap difteri dan tetanus, imunisasi TT berguna untuk kekebalan terhadap penyakit tetanus, penyakit polio berguna untuk kekebalan terhadap penyakit poliomyelitis, imunisasi hepatitis berguna untuk kekebalan terhadap penyakit atau infeksi virus hepatitis B terutama yang memiliki resiko tinggi terhadap infeksi virus hepatitis B, dan imunisasi campak berguna untuk kekebalan terhadap penyakit campak.
   
II.  Tujuan
1.   Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan masyarakat dapat meningkatkan partisipasinya  terutama ibu-ibu untuk membawa anaknya ke pelayanan kesehatan (Puskesmas, Posyandu) untuk diimunisasi.
2.    Tujuan Khusus
a.       Masyarakat dapat menyebutkan pengertian imunisasi
b.      Masyarakat dapat menyebutkan jenis-jenis imunisasi
c.       Masyarakat dapat menyebutkan manfaat pemberian imunisasi
d.      Masyarakat dapat mengetahui tentang penyakit yang dapat dicegah melalui imunisasi.
e.       Masyarakat dapat menyebutkan efek samping imunisasi.
f.       Masyarakat dapat memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang tersedia (puskesmas, posyandu)

III.    Sasaran
Masyarakat RT. 22 Kelurahan Pulokerto Kecamatan Gandus Palembang.

IV.    Metode
       Ceramah dan diskusi

V.       Pengorganisasian
Penyaji                             :
Fasilitator                         :
       Observer                           :
 
VI.    Perencanaan
1.         Persiapan
-          Menyusun SAP (Satuan Acara Penyuluhan) imunisasi.
-          Mengumpulkan materi imunisasi
-          Membuat poster dan leafleat yang digunakan untuk materi penyuluhan.
-        Proses bimbingan dengan pembimbing mengenai pre planning, SAP, materi dan metode yang digunakan untuk penyuluhan.
-          Koordinasi dengan RT dan Kader Posyandu
-          Pemberitahuan kepada masyarakat dengan membagikan undangan.

2.      Pelaksanaan
-          Memberi salam
-          Memperkenalkan diri
-          Mengingatkan kontrak
-          Menjelaskan tujuan penyuluhan
-          Penyampaian materi
-          Memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk bertanya dan melakukan diskusi
-          Melakukan evaluasi
-          Memberikan salam penutup

VII. Waktu Dan Tempat Pelaksanaan
-     Tanggal Pelaksanaan :
-     Tempat pelaksanaan    :

VIII.    Pembiayaan dan Sumber Dana

IX.          Penutup
Demikianlah pre planning ini kami buat dengan sebenar-benarnya, sehingga diharapkan dapat menjadi bahan melaksanakan kegiatan selanjutnya.



SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)


Pokok bahasan          : Imunisasi
Sasaran                      : Ibu yang mempunyai balita di RT .............
Hari/ tanggal             :
Waktu                        :
Tempat                       :
Tujuan                       :
1.      Tujuan Instruksional Umum  :
 Diharapkan warga dapat mengerti tentang pentingnya imunisasi
2.      Tujuan Instruksional Khusus   :
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan sasaran
1.Warga dapat menyebutkan pengertian imunisasi
2.Warga dapat menyebutkan jenis-jenis Imunisasi
3.Warga dapat menyebutkan manfaat pemberian Imunisasi
4.Warga dapat menyebutkan efek samping Imunisasi
Materi                       
Terlampir

Kegiatan
No
Waktu
Tahap kegiatan
Penyuluh
Peserta
Metode
Media
1
5 mnt
Pembukaan
-   Memberi salam
-   Memperkenalkan diri
-   Menjelaskan tujuan penyuluhan
-    
-    Menjawab salam
-    Mendengarkan memperhatikan
Ceramah
-
2
25 mnt
Isi
Menyampaikan materi penyuluhan
-    Pengertian Imunisasi
-    Manfaat Imunisasi
-  Jenis-jenis imunisasi
-  Efek samping imunisasi
Memperhatikan dan mendengarkan
Ceramah
Leaflet
3
20 mnt
Penutup
-  Memberikan kesempatan pada para peserta untuk bertanya
-  Menyimpulkan hasil kegiatan
-  Mengucapkan salam
-    Peserta bertanya
-    Mendengarkan

-    Menjawab salam
Tanya jawab dan ceramah
-

Evaluasi : Memberikan pertanyaan secara lisan kepada peserta.
 

IMUNISASI


Pengertian

Imunisasi adalah usaha untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit, infeksi pada bayi, anak maupun pada orang dewasa.

Macam- macam Imunisasi :
  1. BCG
- Gunanya : pengebalan terhadap penyakit TBC dalam batas tertentu
- Efek samping : kadang- kadang terjadi pembengkakan kelenjar getah bening regional yang terbatas dan dapat sembuh sendiri
- Kontra indikasi : penyakit kulit yang berat seperti eksim, dan pada penderita tuberculosis

  1. DPT
- Gunanya : pengebalan secara  simultan/ berkala terhadap diftheria, pertusis dan tetanus
- Efek samping : kadang- kadang terjadi pembengkakan/ nyeri pada tempat suntikan
- Kontra indikasi : anak yang sedang demam

  1. DT
- Gunanya : untuk kekebalan secara simultan terhadap difteri, tetanus
- Efek samping : hanya gejala ringan seperti demam, kemerahan/ pembengkakan yang agak nyeri pada tempat suntikan dan atau hilang dengan sendirinya dalam beberapa hari
   Kontra indikasi : -

  1. TT Tetanus Toksoid
- Gunanya : untuk kekebalan terhadap tetanus
- Efek samping : demam, kemerahan dan pembengkakan yang agak nyeri pada     tempat suntikan atau hilang sendiri dalam beberapa hari

  1. Polio
- Gunanya : untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit poliomyelitis
- Efek samping : -
  - Kontra indikasi : pada penderita leukemia

  1. Hepatitis
- Gunanya : memberikan kekebalan terhadap infeksi virus hepatitis B, terutama yangmemiliki resiko tinggi terhadap infeksi virus hepatitis B
- Efek samping : terjadi reaksi lokal seperti eritemia, bengkak, panas/ mual, letih, sakit kepela/ pusing, nyeri otot.
- Kontra indikasi : tidak boleh diberikan pada yang hipersensitif terhadap salah satu komponen vaksin

  1. Campak
·         Memberikan kekebalan terhadap penderita penyakit campak
·         Efek samping : timbul reaksi seperti diare, ruam, konjungtivitis, gejala katarak
·         Kontra indikasi :
1. Anak dengan injeksi akut disertai demam
2. Anak dengan defisiensi imunologik
3. Anak pengobatan intensif yang bersifat imunosupresif
4. Anak yang mempunyai kerentanan tinggi terhadap protein telur
5. Wanita hamil

Macam imunisasi yang diberikan

No
Macam imunisasi
Sasaran
Tujuan
Waktu pemberian
Berapa kali diberikan
Selang waktu
1
BCG
Bayi
Mencegah penyakit TBC

2-12 bulan
1
-
2
DPT
Bayi
Mencegah penyakit difteria, pertusis (batuk rejan) dan tetanus

2 – 12 bln
3
Lebih dari 4 mgg
3
Polio
Bayi
Mencegah penyakit polio (lumpuh pada anak)

2-12 bln
3
Lebih dari 4 mgg
4
Campak
Bayi
Mencegah penyakit campak

9 12 bulan
1
-
5
TT



Ibu hamil

Ibu PUS
Mencegah tetanus pada bayi yang baru lahir.

Kehamilan 3 – 8 bulan
Usia 15 – 45 th

2
Lebih dari 4 mgg

Hal- hal yang tidak menghalangi pemberian imunisasi :
- Asma, eksema, gangguan saluran nafas seperti batuk pilek, penyakit demam lain yang tidak begitu tinggi
- Bayi atau anak dengan anti biotic/ kortokosteroid untuk kulit
- Bayi yang mendapat susu ibu
- Riwayat batuk 100 hari, campak, rubella, hepatitis
- Ada orang lain di rumah yang sedang hamil
- Bayi premature
- Kontak dengan penyakit infeksi
- Penyakit saraf
- Ibu bayi yang atau diimunisasi sedang hamil
- Riwayat kuning setelah hamil, BB kurang pada anak yang sehat
- Umur vaksinasi terlampau dari yang dianjurkan
- Baru saja atau akan dioperasi

PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I)


1.      Dipteri
Dipteri adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphtheriae. Penyebarannya adalah melalui kontak fisik dan pernafasan fisik dan pernafasan.
Gejala awal penyakit adalah radang tenggorokan, hilang nafsu makan dan demam ringan. Dalam 2-3 hari timbul selaput putih kebiru-biruan pada tenggorokan dan tonsil. Difteri dapat menimbulkan komplikasi berupa gangguan pernafasan yang berakibat kematian.
Vaksin :
Indikasi :
Untuk memberikan kekebalan secara simultan terhadap dipteri, pertusis dan tetanus.
Cara pemberian dan dosis :
·       Sebelum digunakan vaksin harus dikocok terlebih dahulu agar suspensi menjadi homogen.
·       Disuntikkan secara intramuskuler dengan dosis pemberian 0,5 ml sebanyak 3 dosis
·      Dosis pertama diberikan pada umur 2 bulan, dosis selanjutnya diberikan dengan interval paling cepat 4 minggu (1 bulan).
      Efek Samping :
Gejala-gejala yang bersifat sementara seperti : lemas, demam, kemerahan pada tempat suntikan. Kadang-kadang terjadi gejala berat seperti demam tinggi, iritabilitas, dan meracau yang biasanya terjadi 24 jam setelah imunisasi.
      Kontra Indikasi :
Gejala-gejala keabnormalan otak pada periode bayi baru lahir atau gejala serius keabnormalan pada saraf  merupakan kontra indikasi pertusis. Anak-anak yang mengalami gejala-gejala parah pada dosis pertama, komponen pertusis harus dihindarkan pada dosis kedua, dan untuk meneruskan imunisasinya dapat diberikan       DT.

2.      Pertusis
Disebut juga batuk rejan atau batuk 100 hari adalah penyakit pada saluran pernafasan yang disebabkan oleh bakteri Bardetella Pertusis.
Penyebaran pertusis adalah melalui tetesan-tetesan kecil yang keluar dari batuk atau bersin.
Gejala penyakit adalah pilek, mata merah, bersin, demam dan  batuk ringan yang kelama-kelamaan batuk menjadi parah dan menimbulkan batuk menggigil yang cepat dan keras.
Komplikasi pertusis adalah Pneumonia Bacterialis.
      Vaksin :
      Indikasi :
      Untuk memberikan kekebalan simulan terhadap difteri dan tetanus.
      Cara pemberian dan dosis :
·        Sebelum digunakan vaksin harus dikocok terlebih dahulu agar suspensi menjadi homogen.
·    Di suntikkan secara intramuscular atau subkutan dalam, dengan dosis pemberian 0,5 ml. dianjurkan untuk anak usia di bawah 8 tahun. Untuk usia 8 tahun atau lebih dianjurkan imunisasi dengan vaksin Td.
Efek Samping :
Gejala-gejala seperti lemas dan kemerahan pada lokasi suntikan yang bersifat sementara dan kadang-kadang gejala demam.
Kontraindikasi :
Gejala-gejala berat karena dosis pertama DT.


3.      Tetanus
Penyakit yang disebabkan oleh clostridium tetani yang mengahasilkan neurotoksin. Penyakit ini tidak menyebar dari orang ke orang, tetapi melalui kotoran yang masuk kedalam luka yang dalam. Gejala awal penyakit adalah luka otot pada rahang disertai kaku pada leher, keseulitan menelan, kaku otot perut, berkeringat dan demam. Pada bayi terdapat juga gejala berhenti menetek (sucking) antara 3 s/d 28 hari setelah lahir. Gejala berikutnya adalah kejang y7ang hebat dan tubuh menjadi kaku.
Komplikasi tetanus adalah patah tulang akibat kejang, pneumonia dan infeksi lain yang dapat menimbulkan kematian.
Vaksin :
Indikasi :
Untuk memberikan kekebalan aktif terhadap tetanus.
Cara pemberian dosis :
·         Sebelum digunakan vaksin harus dikocok terlebih dahulu agar suspensi menjadi homogen.
·       Untuk mencegah tetanus/tetanus neonatal terdiri dari dua dosis primer yang disuntikkan secara intramuscular dan subkutan dalam, dengan dosis pemberian 0,5 ml dengan interval 4 minggu. Dilanjutkan dengan dosis ketiga setelah 6 bulan berikutnya. Untuk mempertahankan kekebalan terhadap tetanus pada wanita usia subur, maka dianjurkan diberikan 5 dosis. Dosis keempat dan kelima diberikan dengan interval minimal 1 tahun. Setelah pemberian dosis ketiga dan keempat. Imunisasi TT dapat diberikan secara aman selama masa kehamilan bahkan pada periode trimester pertama.
Efek Samping :
Efek samping jarang terjadi dan bersifat ringan. Gejala-gejala seperti lemas dan kemerahan pada lokasi suntikan yang bersifat sementara dan kadang-kadang gejala demam.
Kontraindikasi :
Gejala-gejala berat karena dosis pertama TT.

4.      Tuberculosis
Adalah penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosa (disebut juga batuk darah).
Penyakit ini menyebar melalui pernafasan lewat bersin atau batuk. Gejala awal penyakit adalah lemah badan, penurunan berat badan, demam dan keluar keringat pada malam hari. Gejala selanjutnya adalah batuk terus menerus, nyeri dada dan (mungkin) batuk darah. Gejala lain tergantung pda organ yang diserang.
Tuberculosis dapat menyebabkan kelemahan dan kematian.
Vaksin BCG :
Indikasi :
Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap tuberkulosa.
Cara Pemberian Dan Dosis :
·        Sebelum disutikkan vaksin BCG harus dilarutkan terlebih dahulu. Melarutkan dengan       menggunakan alat suntik steril (ADS 5 ml)
·         Dosis pemberian : 0,05 ml, sebanyak 1 kali.
·         Disuntikkan secara intrakutan didaerah lengan kanan atas (insertion musculus deltoideus) dengan menggunakan ADS 0,05 ml.
·         Vaksin yang sudah dilalurtkan sudah harus digunakan sebelum lewat 3 jam.
      Kontraindikasi :
Imunisasi BCG tidak menyebabkna reaksi yang bersifat umum seperti demam. 1-2 minggu kemudian akan timbul indurasi dan kemerahan di tempat suntikan yang berubah menjadi pustule, kemudian pecah menjadi luka. Luka tidak perlu pengobatan, akan sembuh secara spontan dan meninggalkan tanda parut. Kadang-kadang terjadi pembesaran kelenjar regional di ketiak dan atau di leher, terasa padat, tidak sakit dan tidak menimbulkan demem, reaksi ini normal, tidak memerlukan pengobatan dan akan menghilang dengan sendirinya.     

5.      Campak
Penyakit yang disebabkan oleh virus Myxovirus Viridae Measles. Disebarkan melalui udara sewaktu droplet bersin atau batuk dari penderita. Gejala awal penyakit adalah demam, bercak kemerahan, batuk, pilek,  conjunctivitis (mata merah). Selanjutnya timbul ruam pada muka dan leher, kemudian menyebar ketubuh dan tangan serta kaki.
Komplikasi campak adalah diare hebat, peradangan pada telinga dan infeksi saluran pernafasan (pneumoni).
Vaksin Cmpak :
Indikasi :
Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap penyakit.
Cara Pemberian Dan Dosis :
·         Sebelum disuntikkan vaksin campak terlebih dahulu harus dilarutkan dengan pelarut steril yang telah tersedia yang berisi 5 ml cairan pelarut.
·         Dosis pemberian 0,5 ml disuntikkan secara subkutan pada lengan kiri atas, pada usia 9-11 bulan. Dan ulangan (booster) Pada usia 6-7 tahun. (kelas 1 SD) setelah catch-up campaign campak pada anak sekolah dasar kelas 1-6.
      Efek Samping :
Hingga 15 % pasien dapat mengalami demem ringan dan kemerahan selama 3 hari yang dapat terjadi 8-12 hari setelah vaksinasi.
      Kontra indikasi :
      Individu yang mengidap penyakit immune deficinzy atau individu yang diduga            menderita gangguan respon imun karena leukemia, lymphoma.

6.      Poliomielitis
Adalah penyakit pada saluran saraf pusat yang disebabkna satu dari tiga virus yang berhubungan, yaitu virus polio type 1,2 atau 3. secara klinis penyakit polio adalah anak dibawah umur 15 tahun yang menderita lumpuh payuh akut (acute flaccid paralysis = AFP).
Penyebaran penyakit adalah melalui kotoran manusia (tinja) yang terkontaminasi. Kelumpuhan dimulai dengan tanda demam, nyeri otot dan kelumpuhan terjadi pada minggu pertama sakit.
Kematian bias terjadi jika otot-otot pernafasan terinfeksi dan tidak segera terjadi pada minggu pertama sakit.
Vaksin :
Indikasi :
 Untuk pemberian aktif terhadap poliomyelitis.
Cara Pemberian Dan Dosis :
·      Diberikan secara oral (melalui mulut), 1 dosis adalah 2 (dua) tetes sebanyak 4 kali (dosis) pemberian, dengan interval setiap dosisi minimal 4 minggu.
·         Setiap membuka vial baru harus menggunakan penetes (dropper) yang baru.
      Efek Samping :
Pada umumnya tidak yterdapat efek samping, efek samping berupa paralysis yang disebabkan oleh vaksin sangat jarang terjadi (kurang dari 0,17 : 1.000.000; Bull WHO 66 : 1988).
      Kontraindikasi :
Pada individu yang menderita “immune deficiency”, tidak ada efek yang berbahaya    yang timbul akibat pemberian polio pada anak yang sedang sakit. Namun jika ada keraguan, misalnya sedang menderita diare, maka dosis ulangan dapat diberikan setelah sembuh.

7.      Hepatitis B
Hepatitis B (penyakit kuning) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus hepatitis B yang merusak hati. Penyebaran penyakit adalah dari darah dan produknya melalui suntikan yang tidak aman melalui transfuse darah, dari ibu ke bayi selama proses persalinan, melalui hubungan seksual.
Infeksi pada anak biasanya tidak menimbulkan gejala. Gejala yang ada adalah merasa lemah, gangguan perut dan gejala lain seperti flu. Urine menjadi kuning, kotoran menjadi pucat. Warna kuning dapat terlihat pula pada mata ataupun kulit. Penyakit ini bias menjadi kronis dan menimbulkan Cirrhosis Hepatis, kanker hati dan menimbulkan kematian.
Vaksin :
Indikasi :
Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap infeksi yang disebabkan oleh virus hepatitis B.
Cara Pemberian Dan Dosis :
·        Sebelum digunakan vaksin harus dokocok terlebih dahulu agar suspensi menjadi homogen.
·    Vaksin disuntikkan dengan dosis 0,5 ml atau 1 buah HB PID, pemberian suntikan secara intramuskuler, sebaiknya pada naterolateral paha.
·         Pemberian sebanyak 3 dosis
·     Dosis pertama diberikan pada usia 0-7 hari, dosis berikutnya dengan interval minimum 4 minggu (1 bulan).
      Efek Samping :
Reaksi local seperti rasa sakit, kemerahan dan pembengkakan di sekitar tempat penyuntikan. Reaksi yang terjadi bersifat ringan dan biasanya hilang setelah 2 hari.

      Kontraindikasi :
Hipersensitif pada komponen vaksin, sama halnya seperti vaksin-vaksin lain, vaksin ini tidak boleh diberikan pada pederita infeksi berat yang disertai kejang.
No
KIPI
Gejala
Tindakan
1.
Vaksin
Reaksi local ringan

·         Nyeri, eritema, bengkak didaerah bekas suntikan < 1 cm
·         Timbul < 48 jam setelah imunisasi


·         Kompres hangat
·         Jika nyeri menggangu dapat diberikan paracetamol ½ -1 tablet.
Reaksi local berat (jarang terjadi)
·         Eritema/indurasi > 8 cm
·         Nyeri, bengkak dan manifestasi sistemik

·         Kompres hangat
·         Parasetamol ½ -1 tablet
Reaksi Arthus
·         Nyeri, bengkak, indurasi dan edema
·         Terjadi akibat reimunisasi pada pasien dengan kadar antibody yang masih tinggi
·         Timbul beberapa jam dengan puncaknya 12 – 36 jam setelah imunisasi

·         Kompres
·         Parasetamol ½-1 tablet
·         Dirujuk dan dirawat di          RS

Reaksi Umum
Demam, lesu, nyeri otot, nyeri kepala dan menggigil
·         Berikan minum hangat dan selimut
·         Parasetamol ½ -1 tablet

Kolaps/keadaan seperti syok
·         Episode hipotonik hiporesponsif
·         Anak tetap sadar tetapi tidak bereaksi terhadap rangsangan
·         Pada pemeriksaan frekuensi, amplitude nadi serta tekanan darah tetap dalam batas normal.

·         Rangsang dengan wangian atau dengan bahan yang merangsang
·         Bila belum dapat diatasi dalam waktu 30 menit segera rujuk ke Puskesmas terdekat.
Sindrom Gullainbarre (jarang terjadi)
·         Laumpuh layu, simetris, asendens (menjalar keatas) biasanya tungkai bawah
·         Ataksia
·         Penurunan refleksi tendon
·         Gangguan menelan
·         Gangguan pernafasan
·         Parestesi
·         Meningismus
·         Tidak demam
·         Peningkatan protein dalam cairanserebrospinal tanpa pleosintosis
·         Terjadi antara 5 hari sampai 6 minggu setelah imunisasi
·         Perjalanan penyakit 1 s/d 3-4 hari
·         Prognosis umumnya baik

Rujuk segera ke RS untuk perawatan dan pemeriksaan lebih lanjut.
Neuritis brakial (neuropati pleksus brakialis)
·         Nyeri didalam terus-menerus pada daerah bahu dan lengan atas.
·         Terjadi 7 jam s/d3 minggu setelah imunisasi

·         Parasetamol ½ -1 tablet
·         Bila gejala menetap rujuk ke RS untuk fisioterapi.
Syok Anafilaksis
·         Terjadi mendadak
·         Gejala klasik, kemerahan merata, dan edem
·         Urtikaria, sembab pada kelopak mata, sesak, nafas berbunyi.
·         Jantung berdebar kencang
·         Anak pingsan/tidak sadar
·         Dapat pula terjadi langsung berupa tekanan darah menurun dan pingsan tanpa diketahui oleh gejala lain.

·         Suntikkan adrenalin 1:1.000, dosis 1-0,3 ml
·         Jika pasien membaik dan stabil dilanjutkan dengan suntikan dexametason (1 amp) secara intravena/intramuscular
·         Segera pasang infuse NaCl 0,9 % 12 tetes/menit
·         Rujuk ke RS terdekat
2.
Tatalaksana Program
Abses dingin

·         Bengkak dan keras, nyepi daerah bekas suntikan. Terjadi karena vaksin disuntikkan masih dingin.


·         Kompres hangat
·         Parasetamol ½ -1 tablet
Pembengkakan
·         Bengkak disekitar suntikan
·         Terjadi karena penyuntikan kurang dalam

Kompres hangat
Sepsis
·         Bengkak disekitar bekas suntikan
·         Demam
·         Terjadi karena jarum suntik tidak steril
·         Gejala timbul 1 minggu atau lebih setelah penyuntikan
·         Kompres hangat
·         Parasetamol ½ -1 tablet
·         Rujuk ke RS terdekat.

Tetanus
Kejang dapat disertai dengan demam, anak tetap sadar

Rujuk ke RS terdekat
Kelumpuhan/kelemahan otot
·             Lengan sebelah(daerah yang disuntik), tidak bias digerakkan
·             Terjadi karena daerah penyuntikan salah (bukan pertengahan muskulus delfoid)

Rujuk ke RS terdekat
3.
Factor penerima/pejamu
Alergi
               
·         Pembengkakan bibi dan tenggorokan serta sesak nafas eritema, papula terasa gatal
·                 Tekanan darah menurun


Suntikan dexametason 1 amp im/iv. Jika berlanjut pasang infuse NaCl 0,9% 12 tetes/menit
Factor spikologis
·                 Ketakutan
·                 Berteriak
·                 Pingsan
Tenangkan penderita, beri minum air hangat :
·                 Beri wewangian/alcohol
·                 Setelah sadar beri minum teh manis hangat

Koinsidens (factor kebetulan)
·                 Gejala penyakit terjadi secara kebetulan bersamaan dengan waktu imunisasi
·                 Gejala dapat berupa salah satu gejala KIPI tersebut diatas atau bentuk lain.
·         Tangani penderita sesuai gejala
·         Cari informasi apakah kasus lain disekitarnya pada anak yang tidak di imunisasi
·         Kirim ke RS untuk pemeriksaan lebih lanjut.




DAFTAR PUSTAKA


-     Dr. E. Oswari DPH,  Perawatan ibu hamil dan bayi,
      Pustaka sinar harapan. Jakarta, 2002
-  Depkes Kesejahteraan sosial, Petunjuk pelaksanaan program Imunisasi di Indonesia, Sub direktorat Imunisasi, dirjen pemberantasan penyakit menular dan penyehatan lingkungan. tahun 2000




Oke Sekianlah artikel kami yang membahas mengenai SAP Imunisasi, pre planning proposal dan materi imunisasi, semoga artikel ini bermanfaat bagi teman-teman semua, dan jangan lupa share artikel kami ini jika bermanfaat dan tetap mencantumkan link blog kami. Jangan bosan untuk membaca artikel lainnya disini, Sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

0 komentar